Ad Code

Responsive Advertisement

Di Kalimantan Timur, Perayaan Nyepi berjalan Semarak



Ribuan umat Hindu di Kalimantan Timur (Kaltim), tidak lama lagi akan melaksanakan hari raya nyepi, yang jatuh pada 17 Maret mendatang.

Namun, rangkaian prosesi peringatan hari raya nyepi, telah dilaksanakan sejak Minggu (11/3) hari ini di tepian sungai Mahakam, yakni Melasti.

Tujuan dari nyepi sendiri yakni, guna mengetahui latar kehidupan umat Hindu di tahun sebelumnya.

Dengan telah mengetahui latar kehidupan di tahun sebelumnya, umat Hindu dapat membuat target kehidupan, guna mencapai kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan disuratkan dalam ajaran Sarasamuccaya, yang berisi :

'Ri sakwening sarwa bhuta, iking janwa wwang juga wenang gumawayaken ikang cubhacubhakarma, kuneng panentasakane ring cubhakarma juga ikang acubhakarma phalaning dadi wwang' (Sarasamuccaya Sloka 2).

'Di antara semua makhluk hidup yang ada, hanya kelahiran sebagai manusialah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, tugas kita yang paling esensi adalah melebur/merubah perbuatan yang tidak baik menjadi baik, inilah konsekuensi kelahiran sebagai manusia'.

Sementara itu, makna dari nyepi yakni melaksanakan evaluasi, intropeksi diri, guna merencanakan kehidupan di tahun mendatang, ke arah yang lebih baik, lebih positif dan kondusif, damai serta sejahtera.

Guna evaluasi dan intropeksi diri itu, umat Hindu memerlukan suasana yang hening, sepi dan tenang, untuk melakukan renungan terhadap kehidupan yang telah lewat ditahun sebelumnya.

Dalam prosesi perayaan hari raya nyepi, terdapat empat tahapan kegiatan, yang merupakan satu kesatuan utuh, yang mendukung prinsip utama nyepi, diantaranya :

1. Melasti
Proses spritual keagamaan sebagai upaya penyucian alam semesta dari segala kotoran dan kejahatan akibat dari perputaran karma selama setahun, yang penuh intrik, gejolak, nafsu dan berbagai sisi negatif manusia.

Prosesi ini dilaksanakan seminggu sebelum nyepi atau maksimal 2 hari sebelum nyepi.

Untuk umat Hindu di Samarinda dan sekitarnya, prosesi ini dilaksanakan di tepian sungai Mahakam, pada Minggu (11/3) hari ini.

2. Tawur Kesanga
Prinsip pada tahapan ini yakni penyelarasan dari lima unsur alam dan diri manusia.

Dengan adanya penyelarasan itu, maka manusia akan dibantu dengan suasana kondusif untuk melakukan renunangan.

Tahapan ini dilaksanakan sehari sebelum nyepi, tepatnya pada bulan Mati/Tilem Sasih Kesanga, pada 16 Maret mendatang

3. Nyepi
Menyepi diibaratkan bagaikan kepompong yang mengisolasi diri. Tahapan ini merupakan kegiatan utama nyepi yang intinya merupakan renungan, evaluasi, kilas balik, serta intropeksi diri.

Nyepi dilaksanakan dengan melakukan empat disiplin kehidupan, yakni mengendalikan amarah (Amati Geni), menghindari kegiatan fisik (Amati Karya), menghindari bepergian (Amati Lelungaan) dan tidak menikmati hiburan (Amati Lelanguan).

Tahapan ini dilaksanakan pada 17 Maret mendatang.

4. Ngembak Geni
Merupakan tahapan akhir, yakni berkomunikasi dengan para pihak, masyarakat sekitar dengan jalan memohon maaf (Simakrama) yang dilandasi rada tulus ikhlas.

Tahapan ini dilakukan sehari setelah nyepi, yakni pada 18 Maret mendatang.

"Jadi ada empat tahap dalam rangkaian nyepi, kita harap kedepan dapat menjalani hubungan yang harmonis, baik dengan pencipta (Tuhan), maupun dengan alam lingkungan kita, serta hubungan harmonis antar sesama manusia," ucap Pembimas Hindu Kanwil Kementrian Agama Kaltim, Anak Agung Gede Raka Ardita, Minggu (11/3/2018). (*)
Reactions

Post a Comment

0 Comments