Ad Code

Responsive Advertisement

Mari Mengenal Banten Prayascita


Dalam agama Hindu di Bali dikenal ada yang namanya Banten. Banten adalah persembahan dan sarana bagi umat Hindu untuk mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Banten juga merupakan wujud rasa terima kasih, cinta dan bakti pada beliau karena telah dilimpahi wara nugraha-Nya. Secara mendasar dalam agama Hindu, banten juga dapat dikatakan sebagai bahasa agama.

Pengertian Banten Prayascita

Banten itu sendiri dapat dibagi lagi sesuai dengan kegunaannya, salah satunya ialah Banten Prayascita. Prayascita berasal dari suku kata pra = sebelum dan citta=pikiran. Prayascita mengandung arti penyucian dari segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten Prayascita biasanya dipergunakan untuk membersihkan atau mensucikan pikiran sebelum dilaksanakan upacara – upacara suci seperti melaspas bangunan, peralatan elektronik atau kendaraan yang baru dibeli, ataupun untuk kemalangan / sebel / cuntaka dari seseorang dll.

Bahan-bahan Banten Prayascita terdiri dari

  • Nampan atau nyiru, bisa juga keben
  • Aled
  • Sampian Nagasari
  • Penyeneng Biasa (Madya)
  • Pebersihan Payasan
  • Lis senjata
  • Sampian Padma
  • Jajan Uli, Bagina, Apem, Roti kukus, Cerorot dan sebagainya
  • Tape Gede, Pinang, Tebu
  • Tempat nasi dari kelongkong
  • Coblong berisi daun dapdap yang diuiek diisi air sedikit
  • Peras Tulung Sayut (Sorohan Alit/ Tebasan Alit)
  • Daun tabia bun, daun dapdap dan padang lepas
  • Payuk pere berisi toya yang bercampur dengan bunga Tunjung, Cempaka putih kuning, mawar (bunga yang serba harum)
  • Beras Kuning Wadah Tekir
  • Bungkak yang dikasturi (Bungkak Nyuh Gading)


Cara Menatanya Banten Prayascita

  • Nyiru atau nampan atau keben disiapkan, kernudian diisi aled. Di atasnya disusuni Pisang, Tebu, Tape Gede, Jajan Uli, Bagina,Apem, Roti Rebus, Cerorot, Sumping dan sebagainya.
  • Diisi pula dengan buah-buahan yang lain seperti Mangga, Anggur, Leci, Badung, Salak dan sebagainya.
  • Kemudian di teben (di belakangnya) diisi nasi Celongkong (bundaran dari janur yang diisi Tri Kona). Tatakannyaadalah daun tabia bunyang jumlahnya ganjil (bisa 5, 7, 9 ataupun 11 biji). Di atas nasi Celongkong ditancapi dengan padang lepas dan muncuk daun dapdap.
  • Selanjutnya diisi pula Sorohan Alit atau Tebasan Alit dan Pebersihan Payasan. Toya Wadah Pere diatasnya diisi tekir berisi beras kuning dan bunga campur. Disertai Lis senjata, coblong yang ada daun dapdapdiulek, di atasnya disusuni dengan Sampian Padma.
  • Setelah itu barulah diisi Penyeneng dan Sampian Nagasari
Reactions

Post a Comment

0 Comments