Ad Code

Responsive Advertisement

Apakah Itu Tumpek Wayang?


Tumpek berasal dari kata "Tumampek" yang berarti mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan jalan mensyukuri segala ciptaanNya.

Tumpek juga dapat diartikan Awal dan Akhir karena sangat erat kaitannya dengan kalender Hindu Bali. Terdapat sebanyak 30 Wuku, dan juga ada siklus Saptawara dan Pancawara di dalam kalender Bali. Antara Saptawara terakhir (Saniscara) bertemu dengan Pancawara terakhir (Kliwon) inilah disebut dengan Tumpek yang datangnya setiap 35 hari.

Tumpek Kandang atau Tumpek Wewalungan atau Tumpek Uye adalah hari suci pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati atau yang lumrah disebut dengan Rare Angon.

Jadi sudah cukup jelas bahwa perayaan hari Tumpek Kandang bukanlah untuk memuja binatang, melainkan Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati atau disebut juga Sang Pengembala Mahluk.

Didalam Lontar Sunarigama dinyatakan sebagai berikut:

"Saniscara Kliwon Uye Pinaka Prakertining Sarwa Sato".

Artinya:
"Pada hari saniscara kliwon uye hendaknya dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan".

Hindu mengajarkan cinta kasih ke semua mahluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan itulah salah satu hal yang melandasi mengapa diadakan perayaan Tumpek Kandang.

Selain itu hewan sangatlah penting dan berguna untuk kehidupan manusia, baik itu membantu dalam kegiatan kehidupan manusia maupun sebagai sumber pangan.

Didalam perayaan Tumpek Kandang juga dimohonkan agar kita sebagai manusia dijauhkan dari sifat-sifat buruk kebinatangan yaitu Rajas atau sifat ambisi, dan Tamas atau sifat malas.

Didalam Wrhaspati Tattwa disebutkan:
"Yapwan Tamah Magong Ring Citta, Ya Hetuning Atma Matemahan Triak, Ya Ta Dadi Ikang Dharmasadhana Denya, An Pangdadi Ta Ya Janggama".

Artinya:
"Apabila tamah yang besar pada citta, itulah yang menyebabkan atma menjadi binatang, ia tidak dapat melaksanakan dharma olehnya, yang menyebabkan menjadi tumbuh-tumbuhan".

Dari kutipan Lontar diatas, maka diharapkan manusia terbebas dari sifat-sifat buruk binatang agar mampu menjalankan dan mengamalkan Dharma dalam kehidupan.

dari berbagai sumber
Reactions

Post a Comment

0 Comments