Ad Code

Responsive Advertisement

Apa yang Terjadi Setelah Perang Mahabharata Usai?



Setelah Perang Mahabharata usai, Pandawa kembali ke kerajaan Hastinapura dan kemudian memerintah selama beberapa dekade (sekitar 35 tahun) dan kemudian meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya meraih tujuan hidup mereka. Di Dalam Kitab Mahabharata tepatnya pada Mausala Parva dan Mahamprasthanika Parva dijelaskan secara rinci tentang hal tersebut. Berikut kutipan beberapa Peristiwa yang terjadi :

1. Setelah perang Mahabharata usai, Gandahari mengalami kesedihan atas kematian anak-anaknya dan kemudian mengutuk Shri Krishna bahwa Bangsa Yadavas juga akan mati dengan kematian yang sama. Shri Krishna menerima kutukan itu.

2. Setelah sekitar beberapa tahun setelah perang usai, di suatu masa ketika anak-anak Shri Krishna bermain-main dengan nakal dan secara tak sengaja membuat beberapa Maharesi marah dan dikutuk sebagai balasannya. Saat Samba berpakaian seolah seperti wanita hamil, bersama Yadavas lainnya, terus meminta Maharesi untuk memprediksi jenis kelamin anaknya di masa depan. Salah Seorang resi marah dan mengutuk dia akan melahirkan sepotong besi yang akan menghancurkan seluruh Bangsa Yadawa.

3. Dwaraka mulai muncul pertanda buruk dan berbagai aktiftas serta kegiatan penuh dosa meningkat. Shri Krishna memerintahkan rakyatnya untuk pergi berziarah ke Prabhasa.

4. Setelah sampai di Prabhasa, para Yadavas minum anggur dan mabuk. Pertarungan terjadi di antara mereka dan setiap orang Yadava saling membunuh. Hanya Shri Krishna, Daruka, Vabhru dan Balarama yang bertahan. Tapi kemudian Vabhru dan Balarama meninggalkan dunia ini juga.

5. Shri Krishna mengirim Daruka untuk memberi tahu Arjuna dan meminta bantuan. Sementara itu, seorang pemburu tanpa sengaja menembakkan sebuah panah yang menyerang kaki Shri Krishna dan membuat dia terluka. Shri Krishna menghibur sang pemburu dan kemudian menyatu dengan citra Wisnu dan meninggalkan dunia fana ini untuk selama lamanya.

6. Mendapat berita tentang kekacauan yang terjadi di pihak Krishna, Arjuna datang untuk membantu klan Yadava yang semakin berkurang dimana orang tua, wanita dan anak-anak, dan 16.000 istri Krishna, tampaknya merupakan satu-satunya yang selamat. Saat mereka berangkat menuju Indraprastha, permukaan air mulai naik, menyebabkan tenggelamnya Dwaraka di laut. Tentara Arjuna, yang bepergian dengan wanita dan anak-anak Yadava diserang oleh perampok dalam perjalanan mereka ke Indraprastha, dan Arjuna, pejuang epik yang paling terkenal, gagal melindungi sebagian besar dari mereka dan mulai mempertanyakan kemampuan bertempurnya.

7. Raja Yudhisthira dengan hormat mengundang orang tua Kurawa (Destrasta) di istananya. Semua Pandawa menghormati pamannya Dhritarashtra kecuali Bhima. Bagi Dhritarashtra , Bhima selalu mengingatkannya akan kematian anak-anaknya. Dan menjelaskan bagaimana dia membunuh anak-anaknya dalam perang Kurukshetra.

8. Bahkan pada saat makanan, kapan pun saat Dhritarashtra biasa makan daging dan membelah tulang-tulang daging di antara giginya, Bhima biasa mengejek Dhritarashtra - "suara yang sama seperti suara yang aku dapatkan saat mematahkan tulang anak kesayanganmu Duryodhana". Hal itu menjadi tak tertahankan bagi Dhritarashtra, yang telah kehilangan kerajaannya, anak-anaknya, cucu perempuannya, menantunya, semuanya. Dia adalah seorang Kshatriya. Dan untuk seorang Kshatriya, penghinaan lebih buruk dari pada kematian.

9. Suatu hari, dia memutuskan untuk meninggalkan istana Raja Yudhistira dan tinggal di hutan. Paling tidak, dia bisa mati dengan damai di sana. Ia didampingi istrinya Gandhari, Sanjaya dan Ibu para Pandawa, Dewi Kunti ke hutan.

10. Suatu hari, hutan yang sama terperangkap oleh api. Sanjaya mencoba menyelamatkan mereka dengan menunjukkan jalan keluar dari hutan. Tapi Dhritarashtra menunjukkan enggannya keluar dari hutan. Sebagai gantinya, ia memilih mati di sana dalam api hutan. Keempatnya duduk dalam posisi meditasi di tengah hutan dan tubuh fana mereka diliputi oleh api hutan.

11. Ketika Arjuna menceritakan kepada Resi Vyasa tentang ketidakmampuannya untuk melindungi mereka yang bergantung padanya, Vyasa mengatakan kepadanya bahwa Pandawa telah melayani tujuan hidup mereka, dan sekarang mereka harus pergi untuk perjalanan terakhir mereka ke Himalaya dan meneruskan tanggung jawab kepada generasi selanjutnya.

Arjuna menginformasikan nasihat dari Vyasa kepada Yudhistira dan saudara Pandava bersama dengan istri Draupadi memulai perjalanan mereka ke seluruh penjuru negeri, untuk memulai pendakian terakhir ke Himalaya. Sebelum berangkat ke Himalaya, Raja Yudhistira menobatkan Parikshit, cucu Arjuna dan anak Abimanyu, sebagai raja Hastinapur.

12. Pandawa pertama-tama pergi ke selatan, mengunjungi kuil kuil di sepanjang jalan. Setelah itu, mereka menuju ke barat untuk melihat Dwaraka dan merasa sangat sedih karena untuk melihat kota yang indah telah terendam air di bawah laut dan mati. Mereka berbalik ke utara; berhenti di Rishikesha, lalu menyeberangi Himalaya.
Saat mereka mulai mendaki Himalaya, seekor anjing liar (Dewa Yama yang menyamar) menemani mereka selama seluruh perjalanan.

13. Sepanjang perjalanan mereka sambil mendaki gunung Himalaya, satu demi satu di urutan Draupadi, Sahadeva, Nakula, Arjuna dan Bhima jatuh dan mati.Yudhisthira sendiri bertahan dan Dewa Indra datang untuk menyambutnya untuk pergi ke surgaloka.

A. Urutan pertama; Draupadi
"O yang terbaik dari laki-laki, meskipun Pandawa semua sama dengannya, dia (Drupadi) memiliki kasih sayang yang lebih besar untuk Dhananjaya. Drupadi mendapatkan buah dari perilaku itu hari ini. [MahaBharata - 17.2.6], Walaupun Drupadi bersuamikan Panca Pandawa, yang seharusnya dapat memperlakukan adil kepada semua suaminya, namun cinta dan kasih sayang Drupadi jauh lebih besar kepada Arjuna. Hal inilah yang menyebabkan Drupadi jatuh dan mati.

B. Urutan kedua; Sahadeva
"Dia tidak pernah menganggap orang sama dengan kebijaksanaannya. Untuk kesalahan itulah pangeran ini telah jatuh. [MahaBharata - 17.2.10]", Sahadewa adalah salah satu contoh manusia paling bijaksana di muka bumi, namun karena kecongkakannya dan kesombongannya, yang merasa dirinya lebih bijaksana daripada orang lain telah membuat ia jatuh.

C. Urutan ketiga; Nakula
"Dia adalah jiwa yang benar dan yang terdepan dari semua orang cerdas. Dia, bagaimanapun, berpikir bahwa tidak ada orang yang menyamainya dalam ketampanan. Memang, dia menganggap dirinya lebih unggul dari semua orang dalam hal itu. Untuk itulah Nakula terjatuh. [MahaBharata - 17.2.16]", diantara Panca Pandawa dapat dikatakan bahwa Nakula adalah yang paling tampan , namun karena kesombongannya ini yang menyebabkan ia terjatuh.

D. Urutan keempat ; Arjuna
"Arjuna yang bangga dengan kepahlawanannya pernah mengatakan bahwa dia akan mengalahkan semua musuh dalam satu hari, bagaimanapun, ia tidak mencapai apa yang dia katakan. Makanya dia terjatuh. Phalguna ini telah mengabaikan sifat kesatria semua pemegang busur. Seseorang yang berjalan diatas dharma seharusnya tidak pernah mengatakan hal hal semacam itu. [MahaBharata - 17.2.21,22]" , lagi lagi kesombongan menjadi sebab , kenapa Arjuna jatuh. Walaupun ia penuh wiweka, keahlian dan kesaktian namun hendaknya berpantang bagi seorang kesatria untuk bersumpah serapah dan mengatakan hal hal yang hanya dilandasi rasa emosi dan sakit hati.

E. Urutan kelima; Bhima. "Wahai Bima , engkau adalah pemakan yang hebat, dan engkau gunakan itu untuk menambah kekuatanmu. Namun engkau tidak pernah memperdulikan orang ataupun hal lain ketika engkau makan, O Bhima, hal itu telah membuatmu jatuh. [MB - 17.2.25]" Pelitnya Bhima saat makan, ketidak pedulian Bhima saat menikmati makanan tanpa mengindahkan adat kesopanan dan sopan santun telah membuat ia terjatuh.

14. Dewa Indra yang datang dengan keretanya, meminta Yudhistira untuk meninggalkan anjingnya dan masuk ke dalam kereta dan pergi ke surga.

15. Ketika Yudhistira dan anjingnya sampai di pintu gerbang surga, Dewa Indra muncul di kereta yang meminta Yudhistira untuk berjalan dengannya, perjalanan terakhirnya ke surga. Yudhistira memintanya untuk membawa anjing itu bersama mereka - Permintaannya ditolak Indra. Yudhistira merasa bahwa ia tidak bisa meninggalkan anjing yang telah begitu setia, jadi ia menolak memasuki surga.

Baru kemudian ketika Yudhistira dibuat untuk menyadari bahwa sebenarnya anjing itu adalah dewa Dewa Yama, yang dengan takjub akan kebajikan Yudhistthir, menghargai dia. Dia mengucapkan selamat kepada Yudhistira karena selalu membela keadilan, kebenaran, kebajikan dan aspek Dharma lainnya. Dan akhirnya, Yudhistira memasuki kereta Indra ke surga. Dengan demikian, Yudhistira telah diberi hak istimewa untuk pergi ke dunia para dewa dalam wujud manusia. Begitu besar kebenarannya. Sebelum membiarkan Yudhistira masuk surga, Dewa Yama mengajaknya berkeliling melalui tiang gantungan neraka. Di sana, Yudhistira menyaksikan saudara laki-lakinya dan Draupadi menebus dosa-dosa mereka. Dewa Indra, kemudian membawa Yudhistira ke surga dan berjanji kepadanya bahwa saudara laki-lakinya dan Draupadi akan berada di sana.

16. Di aula besar surga, Yudhistira melihat, Krishna dikelilingi oleh semua dewa. Karna duduk di antara Adityas, Bhishma di antara Vasus dan nenek moyangnya. Para pahlawan dan pejuang yang telah meninggal dalam perang juga ada di sana. Yudhistira hanya mengatakan satu kebohongan dalam hidupnya yang membuat ia berdosa. Untuk itu dia dibuat datang ke surga dengan cara datang dari sisi neraka. Semua saudara laki-lakinya dan orang lain harus menghabiskan beberapa jam di neraka untuk dosa-dosa mereka.

Akhirnya, Pandawa, Karna bebas dari kecemasan dan persaingan satu sama lain di Surga.
Reactions

Post a Comment

0 Comments