Ad Code

Responsive Advertisement

Status Gunung Dinaikkan, Inilah Kisah Gunung Agung di Bali Memakan Ribuan Korban Jiwa


Status Gunung Agung kini masuk status waspada (level II) dikarenakan mengalami peningkatan gempa sejak bulan Agustus 2017 lalu. Perhari, gempa kecil dikarenakn aktivitas magma terjadi 5 hingga 15 kali. Seperti gempa vulkanik dalam dan dangkal, gempa tektonik jauh serta lokal. Seperti kenaikan aktivitas vulkanik serta peningkatn aktivitas seismik di dalam kawah. Sehingga status Gunung Agung baru berubah ke level II.

Jika menelisik sejarah meletusnya Gunung Agung didapatkan beberapa fakta yang cukup mengerikan.

Seperti diketahui, Gunung Agung ialah gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl (meter di atas permukaan laut). Dikutip dari METROTVNEWS.COM, ketika meletus, gunung itu menewaskan ribuan orang (1.148 orang, data Departemen Pekerjaan Umum) dan merusak berbagai bangunan termasuk Taman Ujung yang terkenal dengan istana airnya.

Gunung Agung terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung itu adalah gunung api bertipe strato, memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang melepaskan asap dan uap air.

Dari Pura Besakih gunung itu tampak runcing sempurna, padahal puncak gunung tersebut memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.

Sebelum terjadi letusan puncak pada 17 Maret 1963, Gunung Agung menampakkan aktivitasnya pada 18 Februari 1963. Disebutkan, warga mendengar suara letusan dan awan tersembur ke udara dari puncak gunung.

Kemudian pada 24 Februari 1963, lahar mulai turun di bagian utara gunung, dan meluncur sejauh 7 kilometer selama 20 hari.

Puncaknya letusan pada 17 Maret 1963, Gunung memuntahkan abu vulkanik sejauh 10 kilometer ke udara. Desa-desa rusak, dan seribuan orang meninggal.

Pada 16 Mei 1963, letusan kembali terjadi dan menewaskan sekitar 200 orang. Rangkaian aktivitas Gunung Agung terjadi hingga 1964.

Menurut catatan, letusan terakhir terjadi pada 26 Januari 1964, setelah itu aktivitas Gunung Agung tak terlihat lagi.

Sebelumnya letusan 1963-1964, Gunung Agung pernah meletus pada 1808, 1821, 1843, 1908, 1915, dan 1917.

Terkait kondisi terkini Gunung Agung, alat seismograp yang dipasang di atas Gunung Agung mencatat ada peningkatan gempa bagian kawah.

Biasanya 1 hari cuma 3 - 5 kali gempa, kini meningkat menjadi lebih sering, peningkatan gempa terjadi sejak bulan Augustus hingga hari ini.

Bahkan, pada Selasa 12 September 2017 gempa terjadi hingga belasan kali. Yakni 7 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa tektonik lokal.

Meskipun status Gunung Agung kini sudah berubah jadi waspada karena ada peningkatan gempa. Dampak ke warga sekitar belum ada. Aktivitas pendakian masih tetap dilakukan. Namun warga yang melakukan pendakian agar tak mendekati kawah Gunung Agung radius 2,5 kilometer demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Warga dan pendaki diminta untuk tenang dan tidak terpancing dengan informasi erupsi Gunung Agung yang belum jelas.


Reactions

Post a Comment

0 Comments