Dalam persembahyangan agama Hindu khususnya di Bali menggunakan unsur api yang diwujudkan dengan Dupa. Dupa adalah sejenis harum-haruman yang dibakar sehingga berasap dan berbau harum. Dupa dengan nyala apinya merupakan lambang dari Dewa Agni, yang mana berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai Pendeta pemimpin upacara
2. Sebagai perantara menghubungkan pemuja dengan yang dipuja
3. Sebagai pembasmi segala kotoran dan pengusir roh jahat.
4. Sebagai saksi upacara.
Penggunaan Api dalam tradisi agama Hindu bersumber dari Kitab Suci Hindu. Dalam kelompok kitab suci Vedanga yang terdiri dari kitab :Siksa, Vyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisa, dan Kalpa.
Dalam Reg Weda dan Sama Weda api memiliki peranan:
- Api adalah pengantar upacara, penghubung manusia dengan Brahman. (Regweda X, 80 : 4)
- Api (Agni) adalah Dewa pengusir Raksasa dan membakar habis semua mala dan dijadikannya suci. (Regweda VII 15 : 10)
- Hanya Agni (api) pimpinan upacara Yajna yang sejati menurut weda. (Regweda VIII 15 : 2)
Makna Penggunaan Dupa Saat Sembahyang
Tentu dalam persembahyangan selalu kita jumpai Dupa sebagai salah satu saranya. Jika kita coba renungkan kembali akan arti dan fungsinya, tentu mempunyai makna yang dalam. Sehingga wajib ada dalam persembahyangan.
Dupa berasal dari “wisma” yaitu alam semesta menyala dan asapnya bergerak keatas, pelan-pelan menyatu dengan angkasa. Ini dapat dikatakan sebagai lambang penuntun umat, bagi yang melakukan sembahyang agar menghidupkan api dalam dirinya (bhuana alit) dan menggerakkannya menuju persatuan dengan Hyang Widhi. Seperti yang diibaratkan dengan Dupa yang asapnya menuju keatas dan menyatu dengan angkasa.
0 Comments