Hari raya Saraswati adalah hari yang penting bagi umat hindu, khususnya bagi siswa sekolah dan penggelut dunia pendidikan karena Umat Hindu mempercayai hari Saraswati adalah turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan keberadaban umat manusia.
Hari raya Saraswati diperingati setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Hari Raya Saraswati adalah hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku Watugunung. Pada hari itu kita umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada umumnya.
Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan.
Beliau disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka dan tangan kiri satunya ikut memainkan gitar membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kin membawa pustaka dan tangan kiri satunya ikut memainkan veena atau bermudra memberkahi.
Makna dan Lambang/Simbul Dewi Saraswati :
1. Wanita cantik merupakan simbul dari kekuatan yang indah, menarik, lemah lembut, mulia. Wanita yang mempunyai ciri-ciri tersebut merupakan dambaan/idola setiap orang. Disini ada semacam proses keinginan untuk mengadakan pendekatan secara utuh. Pendekatan ini merupakan pendekatan terhadap Sang Dewi dengan menempuh proses belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Sosok cantik untuk menggambarkan Dewi Saraswati hanyalah sebuah arti simbolis, bahwa cantik itu menarik. Oleh sebab itu maka Dewi Saraswati merupakan dewi ilmu pengetahuan yang akan menyebabkan manusia tertarik untuk mempelajari-Nya. Ketertarikan disini bukanlah dari sisi fisik atau biologis, melainkan dilihat dari segi etik-religius.
2. Genitri merupakan simbol dari kekekalan/keabadian dan tidak terbatasnya ilmu pengetahuan yang tidak akan habis untuk dipelajari. Genitri juga digunakan untuk melakukan aktivitas ritual yang disebut dengan japa mantra (diucapkan secara berulang-ulang). Ini menunjukkan ilmu pengetahuan itu sangat luas, serta dipelajari secara terus-menerus (kontinu) baik melalui pendidikan formal maupun informal.
3. Pustaka Suci/Lontar merupakan simbol dari ilmu pengetahuan suci. Pada hakekatnya ilmu pengetahuan tersebut baik untuk dipelajari. Setelah ilmu pengetahuan didapat maka penggunannya perlu disesuaikan dengan tepat dan berhasil guna sehingga menghasilkan manfaat yang berguna bagi kehidupan orang banyak. Menurut kalimat penulis, ilmu pengetahuan suci tersebut yakni Veda itu sendiri yang sebagai sumber ilmu pengetahuan.
4. Teratai merupakan simbol kesucian dari Ida Sanghyang Widhi Wasa. Hal ini karena bunga taratai mempunyai keunikan tersendiri Hidup-nya bunga teratai di tiga (3) alam; (1) alam lumpur, (2) alam air dan (3) alam udara. Oleh sebab itu maka hidup dari bunga teratai di tiga (3) alam yaitu alam Bhur, Bwah dan Swah yang disebut dengan tri buana. Walaupun hidup dialam air, bunga teratai tidak basah oleh air sehingga dipakai simbol kesucian serta bebas dari keterikatan. Dalam hal ini Ida Sanghyang Widhi Wasa walaupun menciptakan alam beserta isinya. Beliau tidak terikat dengan ciptaan-Nya sendiri.
5. Angsa merupakan simbol dari kebijaksanaan. Hidupnya angsa tersebut juga dialam tiga (3) alam dunia (Bhur, Bwah, Swah) air, darat, dan udara sebagai lambang kuasa dari Ida Sanghyang Widi Wasa. Angsa dalam mencari makan dapat memisahkan antara makanan dan lumpur. Dengan demikian angsa merupakan dari adanya sifat wiweka yang tinggi dapat membedakan atau memisahkan antara baik dan buruk, benar dan salah.
6. Alat musik, merupakan simbol budaya yang tinggi. Kesenian merupakan alat penghibur di saat pikiran sedang kacau/kegelapan. Dalam hal ini ilmu pengetahuan dilambangkan sebagai alat musik yang bisa menghibur dikala kegelapan. Ilmu Pengetahuan juga merupakan simbol keindahan dinikmati sepanjang hidup.
Brata Saraswati
Dewasa ini kita mengenal adanya Brata penyepian, Brata siwalatri namun untuk brata Saraswati belum populer. Untuk memuja Dewi Saraswati juga diperlukan brata atau pantangan yang perlu dilakukan, Pantangan tersebut menurut rumusan Bapak Drs. Gede Sura antara lain:
1. Upakara pemujaan Saraswati dilakukan pada pagi hari atau sebelum tengah hari.
2. Sebelum upacara Saraswati dan sebelum lewat tengah hari, tidak diperkenankan membaca dan atau menuiis mantra dari kesusastraan. Bila melanggar, niscaya hasilnya tidak mendapat kerta wara Nugraha Sanghyang Aji Saraswati.
3. Bagi umat yang melaksanakan "Brata Saraswati" secara penuh, tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam.
4. dalam mempelajari segala ilmu pengetahuan "pangweruh" agar senantiasa dilandasi dengan hati yang jernih serta pikiran "astiti bakti" kehadapan Hyang Saraswati dan termasuk merawat perpustakaan, baik berupa buku-buku dalam segala jenis maupun lontar-lontar yang dimiliki.
Makna Saraswati
Waktu yang tepat untuk mempelajari ilmu pengetahuan adalah saat kita masih muda. Ini bukan berarti orang yang sudah tua tidak baik untuk belajar. Karena saat kita masih muda mencapai puncak kekuatan baik pikiran, Fisik kepekaan dll. Disamping itu pada masa muda beban hidup relatif masih sedikit sehingga banyak waktu luang untuk mempelajari ilmu pengetahuan dibandingkan dengan masa tua. Dalam ajaran agama Hindu ada catur purusa artha sebagai jenjang kehidupan yang mesti dilalui yakni brahmacari, grehasta, saniasin dan wanaprasta. Pada masa brahmacari inilah merupakan masa belajar yang baik. Sedangkan untuk mencari artha, dan kama baik dicari pada masa greasta (hidup berumah tangga) yang berdasarkan atas darma. Hal ini dapat kita pahami pada SS 27 sbb :
Yuaviva dharmaman vicched yuva
vittam yuva crutam,
Tiryyadbhavati vai dharbha utpatan
na ca viddyati
Matangnya deyaning wwang,
Pengponganikang kayowanan,
Panedeng ning awak,
Sadhanakena ri karja naning
dharma, artha, jnana, kunang apan
tan pada kacaktining atuha lawan rare,
Drstanta nahan yangalalang atuha,
Telas rumepa, marin alandep ika
Artinya:
Karena perilaku seseorang;
hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda,
selagi badan sedang kuatnya,
hendaklah dipergunakan untuk
usaha menuntut dharma, artha, dan ilmu pengetahuan,
sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda
contohnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah, dan ujungnya itu tak tajam lagi.
(I Nyoman Kadjeng dkk).
Manusia wajib untuk menuntut ilmu pengetahuan sebanyak mungkin karena pada masa brahmacari adalah merupakan dasar dari seluruh lapangan hidup yang akan ditempuh pada masa berikutnya. Masa berikutnya adalah sa greasta, wanaprasta dan sanyasin. Yang terpenting diusahakan pada masa brahmacari adalah ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan tersebut memegang peranan dalam menempuh kehidupan berikutnya. Pada masa brahmacari ini tidak bisa lepas dari peranan catur guru yakni guru rupapa, (orang tua), guru wisesa (pemerintah), guru pengajian (guru, dosen dll), dan guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Umat Hindu memuja Dewi Saraswati berarti memuja dan menjungjung tinggi nilai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Hal ini bertujuan agar ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki bermanfaat bagi diri sendiri masyarakat, lingkungan, nusa dan bangsa. Tetapi kenyataan dimasyarakat bahwa ilmu pengetahuan belum sepenuhnya berdaya guna secara maksimal. Masih banyak ditemui seseorang yang mempunyai gelar sarjana Hukum bekerja pada perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi atau sebaliknya. Atau seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang relatif tinggi tidak berdaya guna secara maksimal baik untuk dirinya sendiri, maupun orang banyak. Bahkan akhir-akhir ini banyak kita jumpai orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang relatif tinggi dipergunakan untuk mencelakai, menipu, membodohi orang lain.
Dewi Saraswati mempunyai peranan yang sangat besar untuk memotif asi manusia untuk sadar bahwa Ilmu Pengetahuan sangat penting dalam kehidupan Ilmu Pengetahuan bagaikan obor yang menerangi untuk membebaskan diri dari kegelapan, kedukaan, kemarahan yang merupakan sebab dari kesengsaraan. Berkat Ilmu Pengetahuan orang dapat mengurangi beban hidup serta menjadikan dirinya lebih mulia. Dengan berbekal Ilmu Pengetahuan orang dapat mengikuti perkembangan jaman (IPTEK).
Oleh sebab itu marilah kita tingkatkan bakti terhadap Dewi Saraswati dengan jalan memanjatkan segala doa puja kehadapan Beliau. Semoga Beliau berkenan menganugrahkan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada kita semua. Serta ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat berdaya guna secara maksimal untuk kebaikan diri sendiri, masyarakat, maupun masa depan.
0 Comments