Banten Sesayut atau Banten Tatebasan kalau disimak dari arti kata Sesayut, yang berakar dari kata “Sayut” atau nyayut memiliki arti mengharapkan, mendoakan, mensthanakan dan mengembalikan.
Sedangkan Tatebasan yang berakar dari kata “Tebas” yang memiliki arti sama dengan Sesayut. Setiap upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu akan memakai Banten Sesayut atau Banten Tatebasan yang berbeda-beda sesuai dengan harapan dan tujuan upacara yang dilaksanakan, begitu juga dalam upacara Dewa-yadnya akan memakai Banten Sesayut sesuai dengan Ista Dewata yang akan di sthanakan atau di puja.
Misalnya penebusan daripada kekurangan-kekurangan atau kesialan-kesialan. Pada Banten Pengulapan, Prayascita, Byakaonan, banten ini sering ada. Banten ini terdiri dari: Peras Tulung, Sayut, Penyeneng Alit
Cara menata sorohan Alit/Tebasan :
- Tulung diisi nasi
- Tumpeng 2 buah
- Bantal Tape, Jajan Uli, Bagina
- Sampian Plaus diisi bunga
- Celemiknya diisi kacang saur
- Tumpeng 2, Pisang, Tebu diiris, Bantal Tape, Jajan Uli/ Bagina
- Sampian Sayut diisi bunga
- Tepung dan Dapdap, Beras, Tebu, Bunga Tunjung, yang diiris menjadi satu
- Benang Tetebus
Setelah Banten Peras Tulung, Sayut dan Penyeneng Alit sudah selesai ditata kemudian disusun sesuai dengan urutannya :
- Penyeneng Alit paling atas
- Peras Tulung di tengah
- Sesayut paling bawah
- Diikat dengan tali
0 Comments